ROMAWI

Sumber: roman townhouse (domus), univ of Pennsylvania Museum of Archaelogy

ROMAWI

Disusun Oleh: Ariesa Pandanwangi

Pengantar dari Dosen Mata Kuliah: materi di bawah ini merupakan materi pengayaan yang khusus diperuntukkan untuk mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Sejarah Seni Barat untuk program Studi Desain Interior di kelas yang di ampu oleh Dosen Ariesa Pandanwangi, materi ini merupakan cuplikan materi yang disajikan di kelas. Silahkan untuk disimak. Semua pertanyaan silahkan dilontarkan di kelas reguler.

Latar Belakang Sejarah

Romawi merupakan sebuah peradaban yang bermula dari sebuah perkebunan kecil di abad ke 9 SM. Pusat kekaisaran Romawi terletak di sebuah kota di tepi sungai Tiber yang menurut legenda dibangun oleh Romulus tanggal 21 April 753 SM, yang berbentuk sebuah desa.

Romawi dalam perjalanan sejarah telah melalui penjajahan dan propaganda, juga pernah menjadi kerajaan monarki kemudian berganti menjadi republik kemudian berkembang sehingga berhasil mendominasi wilayah Eropa Barat dan sekitarnya. Selain itu Romawi juga pernah mengalami kemunduran pada abad 5 M, yang disebabkan oleh ketidak stabilan internal dan penyerangan oleh orang-orang asing. Penyerangan ini menyebabkan terjadinya perpecahan, yakni menjadi kerajaan bagian Barat dan Kerajan bagian Timur. Bagian Timur dapat bertahan karena pemerintahan Konstantinopel kemudian berakhir karena direbut oleh kerajaan Ottoman.

Roma merupakan kota pemerintahan yang memiliki pusat kota terbesar pada saat itu. Peradaban Romawi adalah jembatan penghubung dalam bidang politik, seni, dan agama. Selain itu juga bangsa Romawi telah memiliki bangunan-bangunan yang didesain secara khusus, baik itu ruang public maupun rumah tinggal. Contoh Ruang Publik adalah  Forum of Trajan, dan kuil Pantheon.  Selain itu, memiliki ruang pertunjukkan yaitu Colosseum. Colosseum sering digunakan untuk pertunjukkan gladiator, ini disebabkan karena Romawi merupakan kerajaan yang memiliki sistem militer yang canggih, dan seringkali bidang militer ini dijadikan dasar pembagian kelas sosial.

Pembagian kelas sosial dari yang tertinggi sampai yang terendah juga tampak pada arsitektural tempat tinggal Romawi yang terdiri dari rumah sederhana sampai vila pedesaan. Rakyat kelas sosial menengah tinggal di rumah susun di tengah kota. Pada ibu kota Roma terdapat Istana Kerajaan.

Pengaruh Yunani pada arsitektural Romawi dapat dilihat antara lain dari penggunaan material marmer pada bangunan, deretan kolom-kolom yang menjadi konstruksi bangunan. Kolom Corinthian merupakan kolom yang paling banyak digunakan.

Sistem Tata kota yang paling mengagumkan adalah rumah susun yang disebut dengan insulae dibangun untuk memenuhi keperluan tempat tinggal dengan populasi tinggi.

Periode pemerintahan di Romawi terbagi menjadi:

-          Kerajaan (753-509SM)

-          Republik (509-27SM)

-          Early Empire / awal kekaisaran (27SM-96M)

-          High Empire / puncak kekaisaran (96-192M)

-          Late Empire / akhir kekaisaran (192-337M)

Pembahasan dalam bab ini akan ditekankan pada bangunan-bangunan yang bersifat privat (rumah tinggal) mulai dari periode republik hingga periode late empire.

Pembagian ruang, layout, dan karakteristik ruang untuk rumah tinggal

Pengorganisasian ruang dan faktor kesehatan menjadi perhatian masyarakat Romawi. Hal ini dapat dipelajari dari kamar mandi dan wc pribadi maupun publik yang memiliki sistem pipa air (seperti di Pompeii), dan sistem pemanasan ruang.

Beberapa tipe rumah di Romawi dibedakan berdasarkan status sosial. Rakyat berstatus sosial menengah tinggal di rumah susun. Ciri-ciri rumah susun ini yaitu memiliki denah yang sama di tiap lantainya, hal ini bertujuan agar pembangunannya lebih mudah dan ekonomis. Interiornya didesain dengan biaya yang relatif murah dan fungsional dengan elemen dekoratif berupa lukisan yang diangkat dari mytologi dewa-dewi. Di tiap apartemen memiliki teras dan enterance pribadi. Pilihan warna interior yang populer pada saat itu adalah merah dan kuning.

Rumah tinggal bangsa Romawi pada umumnya terbagi menjadi 10 bagian ruang, yaitu atrium, ala, cubiculum, exedra, peristylium, taberna, tablinum, triclinium, vestibulum. 

Adapun rumah tinggal orang Romawi dapat diakses di kelas.

Keterangan
A atrium formal entrance hall / aula formal
Al ala pintu bagian sayap
C cubiculum kamar tidur
Cu culina Dapur
E exedra Ruang yang menghadap ke peristylium
P peristylium Kebun yang dikelilingi oleh kolom
T taberna Toko
Ta tablinum Ruang kerja / Ruang belajar
Tri triclinium Ruang makan
V vestibulum Area entry utama

 

Pembagian ruang di atas bersifat terbuka dan dapat berhubungan langsung dengan ruang lainnya. Atrium sifatnya ruang publik sehingga ditempatkan pada bagian depan, sedangkan Peristylium lebih bersifat privat. Namun tetap ada akses jalan dari atrium menuju peristylium.

 

Dari keseluruhan bangunan terdapat dua buah pintu masuk menuju bagian dalam rumah dengan fungsinya masing-masing. Pintu masuk utama diperuntukkan bagi penghuni rumah dan tamu-tamu penting. Pintu samping yang berukuran lebih kecil untuk para pelayan.

 

Taberna diletakkan pada bagian depan bangunan sehingga dapat langsung diakses dari jalan raya, namun dari taberna tidak ada akses pintu langsung yang menuju ke dalam rumah. Cubiculum diletakkan berdekatan dan merupakan area privat.

Atrium merupakan ruangan dengan sirkulasi udara besar karena diterangi oleh atap yang terbuka. Ruangan tersebut merupakan ruangan formal dimana tamu dan klien diterima dan berkumpul, selain itu juga merupakan ruang berkumpul keluarga.

Cubiculum merupakan ruangan kecil yang digunakan untuk beberapa kebutuhan sesuai dengan kebutuhan penghuninya; pada gambar samping kiri, cubiculum digunakan sebagai kamar tidur, sementara ruangan lainnya digunakan sebagai ruang rapat penting, perpustakaan, dll.

Culina atau dapur biasanya kecil, gelap dan hampir tidak ada ventilasi. Di ruangan tersebut budak pembantu rumah bertugas menyiapkan makanan, jadi tidak begitu dipedulikan jika ruangan tersebut sangat panas dan berasap.

Exedra merupakan ruangan terbuka di bagian belakang rumah dan menghadap ke peristylium. Ruangan ini cukup besar dan elegant, biasanya digunakan sebagai tempat untuk acara pesta dan makan-makan.

Peristylium biasanya disebut kebun rumah, karena dalam rumah Romawi, Peristylium telah disatukan ke dalam rumah dan pada umumnya dikelilingi oleh kolom yang mendukung atap.

Orang-orang Roma yang kaya sering kali menyewakan ruangan bagian depan dari rumah mereka sebagai tabernae atau toko.  Ruangan ini mempunyai pintu-pintu yang menghadap ke jalanan. Selain itu, ruangan ini pun tidak terhubung dengan bagian rumah lainnya.

Triclinium (ruang makan) dinamakan setelah ditemukannya bangku yang khas untuk orang Romawi kelas atas yang dinamakan lectus. Ukuran dan bentuk yang berbeda dari lectus, digunakan untuk berbagai macam kebutuhan yaitu makan, tidur, dan berbincang-bincang. Selain itu juga ada bangku yang menggunakan sandaran, yang dinamakan cathedra, diperuntukkan bagi wanita dan orang tua.

Lectus terdiri dari 3 macam yaitu :

  • Lectus summus diperuntukkan bagi orang yang status sosialnya paling tinggi.
  • Lectus medius diperuntukkan bagi orang yang status sosialnya tingkat menengah.
  • Lectus imus diperuntukkan bagi orang yang status sosialnya paling rendah.

 

Furniture Romawi (750 SM-400 A.D)

Kejayaan bangsa Romawi berhasil menciptakan sebuah aliran baru dalam sejarah furniture yang dikenal sebagai gaya Roman Empire.  Hal ini juga merupakan dampak dari perkembangan ekonomi yang baik sehingga Roma menjadi kaya dan makmur sehingga kerajaan Romawi berkembang pesat dan muncul kebutuhan akan desain furniture yang nyaman dan mewah.  Gaya furniture dari Roman empire bersifat anggun dan mahal, dengan penggunaan bahan dan kerajinan tangan terbaik.

Walaupun banyak furniture pada era ini sempat musnah ketika kota Roma diserang oleh barbarian, gambar-gambar furniture dapat banyak ditemukan dalam lukisan atau bentuk seni yang lain, sehingga memungkinan untuk merekonstruksi kembali gaya furniture era di ini. Menganut gaya furniture Greek. Menggunakan material marmer ukir. Motif biasanya berupa lumba lumba, Elang, pita, angsa, atau grotesques ( bentuk campuran manusia dan binatang).

Ornamen

Ornamen pada ceiling. Stucco. Bentuk lingkaran antara yang satu dengan yang lain di hubungkan dengan bentuk S yang berfungsi sebagai lis membentuk segi empat.

Kehidupan hewan dan Dewa-Dewi pada mitologi Romawi sering dikombinasikan dengan elemen dekoratif berbentuk geometris sebagai ornamen desain pada saat itu. Ditemukan juga ornamen berupa lukisan yang menggambarkan Peristylium. Lukisan yang digunakan pada zaman ini, bergaya naturalis.

Penutup

Semoga materi yang merupakan cuplikan dari perkuliahan di kelas dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajarannya.

Referensi:

Ariesa and Christine. 2005. Diktat Sejarah Seni Barat. Bandung: UK Maranatha.

Blakemore, Robbie G, History of Interior Design and Furniture from Ancient Egypt to Nineteenth-Century Europe, second Edition, John Wiley & sons, Inc, 2006.

http://www.vroma.org/

http://www.roman-empire.net/
http://www.wings-bufallo.edu/
http://id.wikipedia.org/
http://www.furniturestyles.net/
Encarta Reference Library 2005