MESIR

pallette raja narmer

Dinasti Awal, atau Masa Purba, 3150M Dinasti I-II

Latar Belakang Sejarah

  • Peradaban Mesir kuno dimulai sekitar 3500 SM di tepi sungai Nil.
  • Secara geografis dan politis dibagi menjadi: Mesir Atas (bagian Selatan, daerah hulu sungai Nil) yang kering, berbatu-batu dan Mesir Bawah (bagian utara) yang kaya, kota, dan banyak penduduknya.
  • Sejarah Mesir kuno dimulai dengan penyatuan kedua daerah tersebut, diperintah oleh firaun/pharaoh. Dinasti I yaitu Menes (Raja Rarmer) yang nama dan gambarnya terdapat pada pallete (bongkahan batu dengan cekungan bulat) seremonial yang ditemukan di Hierakonpolis.

Pallete ini merupakan karya historis pertama yang ditemukan.

  • Mengabadikan penyatuan dari Mesir Atas dan Bawah menjadi “Kerajaan Dua Negeri” pada akhir periode Predynastic.
  • Palette Raja Narmer adalah versi yang lebih rumit dan formal dari objek yang umum digunakan pada periode Predynastic. Orang Mesir menyiapkan make up mata (celak) pada palette untuk melindungi mata agar tidak teriritasi oleh kilauan sinar matahari.
  • Palette Raja Narmer ini bukan hanya penting sebagai dokumen yang menandai transisi dari periode prasejarah menjadi periode sejarah Mesir Kuno juga merupakan blueprint (acuan) untuk penggambaran seni Mesir selama 3000 tahun.

    Bahasa Rupa bagian belakang palette: sang raja, mengenakan mahkota yang tinggi, putih, dan berbentuk seperti pin-bowling.

    Di dampingi para pejabat yang membawakan sandalnya. Digambarkan sedang membantai seorang musuh. Gambar ini merupakan formula piktorial untuk menggambarkan kemenangan dewa –raja Mesir.

    • Bahasa Rupa pada kanan atas palette: elang dengan tangan manusia merupakan simbol Horus pelindung raja.

    • Dia menghadap ke arah Narmer dan mengangkat hieroglyph berkepala manusia dengan tanaman papyrus yang tumbuh darinya sebagai symbol Mesir Bawah.
    • Di bawah raja terdapat 2 musuh yang jatuh.
    • 2 Kepala Hathor, dewi yang digambarkan sebagai sapi berwajah wanita terdapat pada bagian atas palette.

     

     

  • Bahasa Rupa bagian depan/muka pallete: dua ekor harimau berleher panjang membentuk cekungan berbentuk lingkaran tempat menyimpan make up mata. Leher yang saling menjalin mungkin merupakan referen dari penyatuan Mesir.
  •  
    • Pada baris paling atas, Narmer, memakai mahkota kobra merah dari Lower Egypt (Mesir Bawah), memandang tubuh musuh yang sudah tidak punya kepala.
    • Yang mati dilihat dari sudut pandang dari atas (anda dapat mengkomparasikan dengan bison yang terbaring di tanah pada lukisan di langit-langit gua Altamira).
    • Seniman menggambarkan setiap tubuh dengan kepala yang terletak di antara kedua kakinya.
    • Berkat kedudukan superiornya, raja, pada kedua sisi palette, menjalankan kewajiban ritual seorang diri, dan figurnya digambarkan menjulang tinggi melampaui prajurit dan musuh-musuhnya.
    • Bagian terbawah: banteng merubuhkan kota yang memberontak merupakan simbol kekuatan adikodrati raja. Tembok bantengnya digambar dengan sudut pandang dari atas.

      Analisis:

      Maksud dari bahasa rupa di atas adalah  seniman tidak bertujuan untuk menampilkan karakter raja sebagai fugur yang diperdewakan/dipentingkan (digambarkan dengan ukuran yang lebih besar), terpisah dari orang biasa, serta bertanggung jawab terhadap kemenangan atas musuh-musuhnya. Tetapi  pada awal sejarah Mesir, berdasarkan konvensi seni dan kebijaksanaan raja sebagai dewa, bahwa prestise/gengsi raja dianggap setara dengan gengsi/martabat dewa-dewa.

      Figur Narmer pada kedua sisi menunjukkan stereotype dari keutamaan raja, dengan sedikit variasi, yang diulang, dengan beberapa perkecualian.

      Seniman dalam menggambarkan raja menggabungkan cara pandang profil (dari sisi) kepala, kaki dan tangan dengan sudut pandang (dari) depan pada mata dengan torso (anda dapat mengkomparasikan bahwa penggabungan cara pandang ini juga terdapat di Mesopotamia bahkan pada lukisan diding zaman batu).

      Walaupun proporsi tubuh berubah, metode representasinya menjadi standard bagi seni Mesir, yang kemudian palette Raja Narmer menetapkan hukum-hukum dasar yang mengatur seni sepanjang Nil selama ribuan tahun.

      Pada palette ini pengukir membagi permukaan pada jalur-jalur dan menyelipkan/memasukkan elemen piktorial dalam pengaturan yang tertata rapih. Garis-garis horisontal memisahkan bidang-bidang tersebut juga berfungsi sebagai dasar/tanah yang menyangga figur di atasnya, mode representasi yang terdapat pada lukisan dinding dan relief di Mesir.

      Kelengkapan materi ini simak dikelas atau pelajari dari text book.