MESIR

Mesir

MESIR 

Latar Belakang Sejarah

Perkembangan sejarah Mesir secara geografis dimulai dari sungai Nil. Perkembangan dinasti dimulai dari periode sekitar 3200 -341 SM, dan hasil kebudayaan Mesir kuno sudah tinggi. Lembah sungai Nil merupakan alam yang kaya, banyak memberikan kehidupan kepada manusia Mesir Kuno. Di musim pasang apabila mereka tidak bertani maka tenaga mereka dipakai untuk membangun di bidang lain, misalnya membangun arsitektur. Kehidupan masyarakat Mesir pada saat itu tergantung kepada kekuasaan Firaun. Firaun ditempatkan yang paling tinggi sehingga hal ini menyebabkab cara pemujaan yang luar biasa, yang tercermin dalam pengorbanan tenaga yang luar biasa pula. Firaun sering kali digambarkan sebagai Tuhan, Dewa, Pendeta Agung, tetapi Firaun tidak pernah digambarkan sebagai pemimpin rakyat.

Kepercayaan masyarakat Mesir Kuno adalah bahwa manusia akan ”hidup terus” sekalipun raganya sudah mati, tetapi tidak rusak dan tetap terpelihara, mereka percaya akan kehidupan setelah mati. Hal ini berdampak pada kebutuhan ruang yang lengkap seakan–akan digunakan oleh orang yang masih hidup. Ruangan ini dinamakan kuburan atau makam. Bangunan arsitektur yang pertama disebut dalam sejarah adalah mastaba yaitu kuburan yang terbuat dari tumpukan batu-batu kali. Bentuk ini kemudian berkembang menjadi piramid tangga seolah-olah tumpukan dari beberapa mastaba. Dan akhirnya berkembang lagi menjadi piramid yang monumental sehingga representatif untuk menguburkan seorang Firaun.

Ruang yang dibutuhkan untuk menguburkan seorang Firaun sesuai dengan periodesasi. Berdasarkan kronologis sejarah, Mesir terdiri atas kerajaan tua dan kerajaan baru. Arsitektur dari kerajaan tua adalah mastaba yakni Mastaba Firaun Aha dari dinasti ke 11, letaknya di Sabkara (1978; 190-191). Sedangkan piramid tangga berupa arsitektur makam dari raja Djoser yang didirikan sekitar tahun 2778 SM.

Perkembangan bentuk mastaba memakan waktu ribuan tahun. Sebagai informasi bahwa sejarah Mesir Kuno terdiri atas 6 jaman kerajaan, atau + 31 dinasti Firaun-Firaun. Hanya Firaun tertentu dari dinasti tertentu yang berhasil membangun arsitektur yang monumental sebagai lambang kekuasaan mereka.

Di bawah ini akan kita pelajari hasil karya seninya. Secara khusus karya seni bangunan yang akan kita pelajari adalah makam, kuil, istana, dan monumen. Masing-masing mempunyai batasan geografis atau tempat menurut masyarakatnya.

Kronologis Periodesasi

Dinasti Awal, atau Masa Purba, 3150M, Dinasti I-II

Latar Belakang Sejarah

  • Peradaban Mesir kuno dimulai sekitar 3500 SM di tepi sungai Nil.
  • Secara geografis dan politis dibagi menjadi: Mesir Atas (bagian Selatan, daerah hulu sungai Nil) yang kering, berbatu-batu dan Mesir Bawah (bagian utara) yang kaya, kota, dan banyak penduduknya.
  • Sejarah Mesir kuno dimulai dengan penyatuan kedua daerah tersebut, diperintah oleh firaun/pharaoh. Dinasti I yaitu Menes (Raja Rarmer) yang nama dan gambarnya terdapat pada pallete (bongkahan batu dengan cekungan bulat) seremonial yang ditemukan di Hierakonpolis.

Old Kingdom, 2700-2190 SM, Dinasti III-VI

Latar Belakang Sejarah

  • Kerajaan lama adalah periode pertama dari 3 periode besar sejarah Mesir yaitu: Old, Middle, dan New Kingdom (Kerajaan Lama, Kerajaan Madya, Kerajaan Baru).
  • Kerajaan Lama dimulai dari Firaun pertama dari dinasti ke-4 yaitu Sneferu (2575-2551), tapi ada pula yang mengatakan dimulai dari Djoser dari Dinasti ke-3. Selama Kerajaan Lama, pemahat, pelukis, dan arsitek Mesir menetapkan mode representasi dan metode konstruksi yang menjadi aturan di Mesir selama lebih dari 2000 tahun.

New Kingdom, 1552-1069 SM, Dinasti XVIII-XX

Latar belakang Sejarah

  • Middle Kingdom terpecah, dan kekuasaan jatuh ke tangan Hyksos (raja gembala) yang berasal dari Syria dan Mesopotamia. Mereka membawa budaya baru dan hewan praktis yaitu kuda.
  • Inovasi mereka dalam persenjataan dan teknik perang  secara ironis malah menyebabkan mereka dapat ditumbangkan oleh raja-raja pribumi Mesir dari Dinasti ke-17 sekitar 1600-1550 SM.
  • Ahmose I (memerintah 1550-1525 SM), pemenang akhir dari para Hyksos dan raja pertama dari dinasti 18 merupakan pendiri New Kingdom yang merupakan periode paling gemilang dalam sejarah Mesir.

New Kingdom: Amarna Periode, 1350-1355 SM

Latar Belakang Sejarah

  • Tak lama setelah kematian Nebamun terjadi revolusi agama di Mesir. Pada pertengahan abad 14 SM, firaun Amentohep IV, (dikenal sebagai Akhenaton, 1353-1335 SM) meninggalkan memuja dewa-dewa Mesir. Ia hanya menyembah Aton (dewa satu-satunya yang diidentifikasikan dengan piringan matahari).  Dia membuang semua nama Amen dari setiap tulisan bahkan dari namanya dan nama ayahnya, Amenhotep III.
  • Dia mengkosongkan kuil-kuil, dan memindahkan ibu kota ke muara sungai dari Thebes ke Tell el-Amarna.
  • Firaun mengumumkan adanya dewa baru yang universal, dan menjadikan dirinya putera dan satu-satunya nabi dari Aton.
  • Setelah kematian Akhenaton, kota barunya ditinggalkan, dan orang Mesir kembali pada agama lamanya. Tapi selama waktu singkat kehidupannya terjadi perubahan mendasar dalam kesenian Mesir.

    Artefak Ruang

    Dari bukti peninggalan gambar-gambar, penggalian situs-situs kuno dan makam-makam ditemukan evolusi mengenai karakteristik ruang dari setiap periodenya. Bukti gambar itu dapat ditemukan pada lukisan dinding pada makam yang memberikan informasi mengenai cerita tentang kehidupan sehari-hari termasuk penggunaan ruang. Dari penemuan ini dapat diketahui perbedaan status sosial juga. Sedangkan barang tembikar banyak memberikan informasi mengenai eksterior arsitektural yang berpengaruh pada bagian dalam ruang.

Interior Arsitektur dan Dekorasi

Perancangan bagian dalam sebuah ruang di atur berdasarkan status sosial dalam masyarakat Mesir Kuno. Hal ini terlihat jelas dalam penggunaan material, teknik konstruksi, dan proses-proses menghias. Rumah tinggal seorang perajin pada bagian atap yang juga berfungsi sebagai langit-langit dibangun dengan teknik konstruksi terlebih dahulu kemudian diplester dengan menggunakan material lumpur. Setelah diplester pada bagian permukaannya di hias. Yang di maksud dengan proses menghias adalah mengaplikasikan warna pada hiasan atau motif yang telah dibuat. Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor pemicu dalam membuat hiasan. Semakin tinggi tingkat sosial ekonominya maka semakin indah hiasan di rumah tinggalnya.

Material dan teknik dekoratif

Material yang dipergunakan oleh masyarakat Mesir kuno dalam membuat furnitur adalah jenis kayu akasia, maple, tamarisk (semacam pohon perdu), cypress (sejenis cemara), eboni, dll. Material lainnya adalah batu, gading gajah, logam mulia dengan teknik inlay (contohnya ornamen yang terbuat dari emas ditempelkan ke furniture).

Interior arsitektur dan elemen-elemen dekoratif

Interior arsitektur dan perawatannya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, contoh rumah tinggal yang akan dipelajari adalah rumah tinggal dari  tokoh yang dipentingkan dan dianggap memiliki status sosial yang tertinggi.

Hal ini dapat dipelajari melalui penggunaan material, teknik konstruksi, dan proses dekorasi.

Lantai

Permukaan lantai menggunakan berbagai macam material. Material yang dipergunakan berasal dari sungai Nil kadang-kadang campuran dari sejenis gipsum. Batu bata atau plester terbuat dari lumpur yang dihasilkan dari lembah sungai Nil. Kadang-kadang adukan dari cairan beton gips dituangkan agar menjadi batu yang juga kerap digunakan untuk lantai kamar mandi. Saat itu juga ditemukan  campuran logam yang terbuat dari perak dan emas, yang dipergunakan untuk sepuhan. Di dalam istana-istana, kadang-kadang lantai juga diberi hiasan. Tema-tema hiasan berdasarkan inspirasi kehidupan hewan dan tumbuhan yang berasal dari lingkungan sekitarnya.

Penjelasan lanjut dari pertemuan ini silahkan simak didalam kelas.