Paleolithic Art

Pengenalan Seni Rupa Prasejarah

(style, medium, ikonografi, fungsi)

Pada masa prasejarah,  manusia berkomunikasi bukan melalui kata, berdasarkan data dan fakta hasil penelitian, mereka berkomunikasi melalui gambar. Gambar-gambar tersebut ditemukan pada dinding gua. Hal inilah yang akan kita pelajari pada awal pertemuan ini:

 Paleolithic (zaman batu tua) 25.000-10.000 SM

Paleolithic (berasal dari bhs. Yunani), paleo = tua, lithos = batu.

Paleolithic Art dimulai dari tahun 30.000 SM. Karya seni yang dihasilkan:

  1. Kalung dari kerang;
  2. Patung manusia dan hewan yang terbuat dari gading, tanah liat, batu;
  3. Lukisan monumental, dalam bentuk ukiran dan relief yang menghiasi dinding gua.

Manusia purba itu disebut Cro-Magnon (di Perancis), Neanderthal (di Jerman).

Mereka hidup dalam periode zaman batu purba atau dengan perkataan asing zaman paleolithicum. Peninggalan seni Paleolithic terdapat di Afrika, dan Eropa Barat.

 Material dan teknik

Salah satu gambar yang akan kita pelajari adalah gambar yang terdapat didinding Gua Altamira di Spanyol dan Gua Lascaux di Perancis. Lokasi gambar dalam gua-gua tersebut, kadang-kadang hampir tidak dapat dilalui oleh manusia penuh dengan stalaktit dan stalagmit, letaknya jauh di dalam gua, cukup tersembunyi dari mulut gua. Tempat ini mungkin dianggap aman, sehingga dipilih oleh manusia purba sebagai tempat tinggalnya, dan mereka (seniman-pemburu) membuat gambar pada dinding yang gelap.

 Cara mereka melukis:

  • Untuk penerangan (di dalam gua sangat gelap) mereka menggunakan “lampu” berupa batu kecil yang diisi sumsum atau lemak, dengan sumbu yang terbuat dari lumut.
  • Untuk menggambar, mereka memakai gumpalan tanah merah dan kuning oker (tua).
  • Untuk melukis, mereka menghancurkan tanah yang sama hingga menjadi tepung lalu sebelum menggunakannya mereka mencampurnya dengan medium lain seperti lemak binatang, dan meniupkannya pada dinding. Penelitian terakhir menemukan bahwa pigmen yang digunakan terdiri dari bermacam mineral yang dicampur menurut resep yang berbeda. Hal ini membuktikan bahwa mereka telah memiliki kemampuan teknik yang tinggi, pada masa itu.

 Alat-alat yang digunakan untuk melukis:

  • Batu datar yang lebar berfungsi sebagai palet.
  • Kuas dibuat dari buluh/alang-alang atau bulu binatang.
  • Batang tumbuhan atau  tulang kosong digunakan untuk membuat out line dari figure.

 Ciri-ciri Gua Lascaux:

  • Memiliki cerukan2 yang masuk ke dalam dinding batu.
  • Letaknya sangat tinggi.

 Sekalipun demikian sulitnya ternyata pelukis tetap dapat memanjat untuk melukis dan mereka

mampu membuat lukisan dinding, yang artefaknya dapat kita lihat pada gambar di atas.

Percobaan modern kemudian dilakukan dengan cara meniru teknik lukisan pada zaman Paleolitik. Hasinya membuktikan, bahwa mereka adalah seniman yang terlatih dapat menggambari bidang yang luas dalam waktu 1 hari.

 Sejak tahun 1879 (saat lukisan gua ditemukan di Altamira), para ilmuwan tertarik untuk meneliti mengapa seniman pemburu pada Zaman Batu Lama memutuskan untuk menggambari dinding gua yang gelap dengan gambar binatang.

 Beragam hasil penelitian memberikan jawaban:

  • Hanya sekedar untuk dekorasi, tetapi teori in secara spseifik tidak dapat menjelaskan hal tersebut, karena kenyataannya tempat lukisan gua  jauh dan sulit dijangkau. Serta tidak ada akses jalan masuk menuju dinding untuk melukis. Padahal kenyataannya tempat tersebut sudah digunakan selama beberapa abad.
  • Pemburu prasejarah, melengkapi cara melukisnya dengan kekuatan magis pada gambar yang di lukis. Menurut kepercayaan mereka, dengan cara “menempelkan” binatang pada permukaan dinding gua, maka seniman percaya bahwa binatang-binatang itu berada di bawah kekuasaan mereka.
  • Ritual atau upacara magis yang disajikan berupa tarian yang dilaksanakan di depan gambar-gambar tersebut sehingga diharapkan dapat juga berfungsi untuk meningkatkan keberuntungan pemburu.
  • Lukisan binatang mungkin berguna sebagai alat komunikasi yang fungsinya untuk memberitahukan pemburu selanjutnya tentang karakter berbagai spesies yang akan dijumpai atau bahkan berfungsi sebagai sasaran buruan.
  • Mitologi yang digambarkan pada lukisan gua, menyatakan bahwa manusia Paleolitik percaya bahwa mereka memiliki nenek moyang binatang. Yang lainnya menyamakan spesies tertentu dengan laki2 atau wanita. Juga menemukan simbolisme dalam tanda abstrak yang kadang-kadang menyertai gambar.

 Sebaliknya beberapa peneliti membantah bahwa:

  • Tujuan magis lukisan bukan untuk memfasilitasikan destruksi (pembinasaan) bison dan spesies lainnya. Tetapi untuk memastikan survival (kelangsungan hidup) binatang-binatang tsb. Masyarakat Paleolitik sangat tergantung pada binatang, karena untuk persediaan sandang (bahan pakaian) dan pangan (makanan). Tetapi binatang yang menjadi bahan makanan pada Zaman Batu Lama, bukan yang digambar di dinding gua-Altamira: seperti bison, tetapi binatang yang dimakan adalah rusa merah.

Hampir semua teori di atas dianggap telah usang, memakan waktu, menjadi perdebatan, dan para ahli sejarah masih harus bekerja keras untuk mengungkapkan tujuan dari lukisan-lukisan tersebut. Sampai saat ini, lukisan dinding tetap merupakan misteri.

Referensi:

  • Davies et all. 2007. Janson’s History of Art: the Western Tradition. Seventh Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Part I p. 1-10.